Ahok Kalah, Kalijodo Kembali ke Tangan Preman


Salah satu prestasi di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi Gubernur DKI adalah mengubah wajah Kalijodo, dari tempat prostitusi menjadi taman bermain yang indah dan ramah anak.
Terlepas dari kontroversi yang terjadi saat melakukan penggusuran. Dimana kala itu aparat keamanan terlibat bentrok dengan warga, tetapi banyak yang mengakui bahwa Kalijodo saat ini sudah sangat lebih baik dari sebelumnya.
Dari daerah kumuh dan tempat berkumpulnya para preman, berhasil diubah menjadi taman indah yang dilengkapi berbagai fasilitas bermain, salah satunya skatepark. Kawasan ini pun seketika menjadi tujuan utama warga DKI, entah yang sekedar penasaran dengan perubahan wajah Kalijodo atau yang memang sudah terbiasa memanfaatkan taman kota tersebut.
Skate Park di Kalijodo (sumber: senayanpost)

Namun beberapa hari terakhir, ramai perbincangan bahwa Kalijodo kembali menjadi kumuh. Bahkan banyak preman yang kembali mengambil keuntungan disana. Seperti diinformasikan Warta Kota (23/4), sebanyak lima unit mesin parkir meter yang dipasang Pemprov DKI di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo dan di dekat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) kini mendadak tak ada lagi.
Kalijodo menjadi kumuh (sumber: tribunnews)

Kondisi itu nampaknya dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang diduga preman dengan memungut parkir liar. Dilansir dari senayanpost (24/4), para pengunjung dimintai uang parkir oleh para preman tersebut, untuk motor sebesar Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000. Padahal biasanya tarif parkir resmi dengan menggunakan parkir meter hanya kurang lebih setengahnya, bahkan kurang. Motor hanya Rp 2.000 dan mobil hanya Rp 5.000.
“Biasanya saya parkir mobil hanya Rp 5 ribu, bahkan pernah cuma Rp 3 ribu. Sekarang jadi Rp 10 ribu,” ujar salah satu pengunjung dikutip dari senayanpost.
Selain tarif parkir yang lebih mahal, warga yang berkunjung ke Kalijodo juga mengaku resah dengan keberadaan para preman tersebut.  Warga resah sebab para preman tersebut kerap meminta uang parkir dengan nada seperti memalak.
"Emang sih mas tadi bayar parkir motor Rp 5.000 dan biasanya hanya Rp 2.000-an saja. Saya sih enggak masalah sama biayanya, cuma cara minta duit parkirnya itu loh, si tukang parkir kayak malak," kata Abibah, salah satu pengunjung Skate Park Kalijodo seperti dikutip dari tribunnews (23/4).
Informasi terkait Kalijodo yang kembali menjadi kumuh dan dimanfaatkan oleh preman sungguhlah miris. Sebab harus diakui, apa yang sudah dilakukan pemprov DKI terhadap Kalijodo adalah sebuah kemajuan di Ibukota. Terlebih kejadian itu terjadi pasca pemilihan gubernur DKI berlangsung.
Oknum yang mengambil manfaat dari ‘kesemrawutan’ aturan di Kalijodo itu harus segera ditindak petugas. Apalagi sudah banyak warga yang resah dengan kehadiran para preman, yang bisa saja di kemudian hari terjadi tindak kejahatan.