Pegawai Honorer Banyak Lagu Akhirnya Tewas Saat “Berpacu”



MANUSIA paling pede se Kabupaten Cirebon (Jabar) mungkin hanya Bun Yani, 51. Gaji saja masih honorer, berani-beraninya poligami. Padahal kemampuan onderdil dan materil sama-sama jeblok. Saking banyak lagunya, Bun Yani tewas di atas perut bini muda, Atikah, 35, gara-gara kebanyakan jamu kuat lelaki.
Poligami itu meski dibolehkan dalam Islam, harus memenuhi syarat tertentu. Tak hanya kuat onderdil dan materil, tapi juga harus bisa adil. Jika salah satu dari tiga unsur ini tak terpenuhi, mending kawin satu bini sajalah. Jelek atau cantik, harus dirawat dengan baik saampai keken-ninen (tua). Itu nananya, nafsu besar dana dan tenaga kurang.
Bun Yani yang tinggal diKecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, sebetulnya sudah punya istri lumayan cantik, namanya Sumiatun, 46. Sayangnya, setelah mendekati tua, dia tak mampu lagi mengimbangi hasrat suami secara normal. Seringkali Sumiatun ini bersikap pasif. Ibaratnya orang main bukutangkis, Bun Yani memberikan lop-lop panjang dan tajam, dia menangkisnya hanya dengan back hand saja.
Mendambakan permainan istri seperti Minarni, Retno Kustiah, Imelda Wiguna, atau Verawati Fadjrin, diam-diam Bun Yani yang mulai meninggalkan “dunia hitam” itu kawin lagi dengan janda Atikah. Bagaimana dan dari mana pos pembiaayaan diambil, sebab selama ini Bun Yani hanya bekerja sebagai tenaga honorer di kantor pemerintah. Apa ngandelin dana CSR? CSR dari Hongkong, wong tak bakal ada nilai tambah bagi sang pengusaha.
Namanya barang baru, Bun Yani menunaikan tugas suami –yang juga hobi– ini dengan penuh semangat 45. Awalnya selalu sukses besar. Tapi sesuai dengan perkembangan umur, lama-lama mulai letoy. Smash-smashnya tak lagi setajam Tan Yu Hok, Rudi Hartono, atau Cuncun dan Johan Wahyudi, sehingga di akhir pertandingam “ganda campuran” itu selalu menemukan hasil mengecewakan.
Untuk meningkatkan stamina, kemudian Bun Yani ini menggunakan doping berupa ramuan jamu kuat lelaki, seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Cuma sial kali ini, baru set pertama Bun Yani sudah terkulai di atas perut bini mudanya tersebut. Atikah berteriak minta tolong, dan Bun Yani yang dikiranya hanya pingsan itu dibawa ke Puskesmas. Ternyata sudah wasalam, inna lillahi wainna illaihi roji’un.
Kata dokter, Bun Yani terkena serangan jantung. Diduga dia menggunakan jamu kuwat lelaki itu melebihi dosis, sehingga jantung tak kuat. Akhirnya Bun Yani dibawa ke rumah bini tua untuk diurus dan dimakamkan sebagaimana mustinya.
Makanya Bleh, punya bini satu saja, dirawat baek-baek. (JPNN/Gunarso TS)
BACA SUMBER